Rabu, 16 Maret 2016

               Peristiwa Tragedi Nasional


Peristiwa Tragedi Nasional Indonesia - pemberontakan g 30 s/pki, pemberontakan di/tii, pemberontakan angkatan perang ratu adil (apra), pemberontakan andi aziz di makassar, pemberontakan republik maluku selatan (rms), pemberontakan pemerintah revolusioner republik indonesia, pemberontakan piagam perjuangan rakyat semesta  (permesta), pemberontakan pki madiun.


PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

Pada tanggal 28 Juni 1948 kelompok Amir Syarifudin mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) dan sebagai partai oposisi terhadap Kabinet Hatta. Amir Syarifudin dan pendukungnya menentang Persetujuan Renville, seolah-olah bukan mereka sendiri yang membuatnya. Mereka bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan beberapa partai kiri lainnya untuk melawan pemerintah. Usaha PKI untuk merongrong pemerintah dilakukan dengan beberapa aksi antara lain : mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan kaum buruh, dan propaganda anti pemerintah.

Pada tanggal 18 September 1948, secara terang-terangan PKI di bawah pimpinan Muso dan Amir Syarifudin merebut kota Madiun dan memproklamirkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia”. Dengan meletusnya pemberontakan PKI di Madiun, pemerintah segera mengambil tindakan cepat. Presiden Sukarno memerintahkan kepada Panglima Besar Jenderal Sudirman untuk segera menumpas pemberontakan tersebut. Kemudian Jenderal Sudirman memerintahkan kepada Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas PKI. Berkat kemanunggalan TNI dan rakyat, usaha PKI dapat digagalkan. Muso tertembak dalam suatu pengejaran dan Amir Syarifudin dapat ditangkap yang akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer.



PEMBERONTAKAN DI/TII

Di bebagai daerah terjadi pemberontakan DI/TII, yaitu sebagai buruk.
1. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
2. Pemberontakan DI/TII di Aceh
3. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
4. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
5 Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah



PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

Pada tanggal 23 Januari 1950 gerombolan APRA menyerang kota Bandung di bawah pimpinan Kapten Westerling. Pada bulan Desember 1946 ia juga pernah memimpin gerakan pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Pemberontakan tersebut dilancarkan oleh antara lain: bekas tentara Belanda KNIL, pelarian pasukan paying, dan bekas polisi Belanda

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi meletusnya pemberontakan APRA adalah sebagai berikut.
1. APRIS yang merupakan peleburan TNI dengan bekas pasukan Belanda menyebabkan TNI enggan bekerja sama.
2. KNIL menuntut agar bekas-bekas kesatuannya ditetapkan sebagai alat bagi Negara bagian.
3. Pertentangan antara golongan unitaris dan federalis.
4. Ultimatum APRA tidak dihiraukan oleh pemerintah.

Gerombolan APRA dapat menguasai kota Bandung untuk beberapa waktu lamanya dengan melakukan aksinya yaitu membunuh setiap anggota TNI yang mereka jumpai dan merampas harta milik rakyat.

Pemerintah segera melakukan usaha-usaha penumpasan sebagai berikut.
1. Mengirim kesatuan-kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saat itu sedang berada di Jakarta.
2. Mengejar, membersihkan dan menahan tokoh-tokoh yang terlibat.

Setelah Westerling mengalami kegagalan, maka ia melanjutkan petualangannya di Jakarta. Ia juga merencanakan menangkap dan membunuh menterimenteri RIS, tetapi usahanya mengalami kegagalan . Petualangan Westerling mendapat dukungan dari Sultan Hamid II. Namun Sultan Hamid II dapat ditangkap dan Westerling melarikan diri ke luar negeri.

apra




PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

pemberontakan takan ada tanggal 5 April 1950 pasukan Andi Azis melancarkan gerakan pengacauan dengan menduduki objek-objek vital, seperti: lapangan terbang dan kantor telekomunikasi, menyerang pos-pos militer dan menahan Letkol Achmad Yunus Mokoginta beserta seluruh stafnya.

Adapun tujuan pemberontakan Andi Azis adalah sebagai berikut.
1. Menuntut agar pasukan APRIS bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di daerah NIT.
2. Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur (NIT), padahal sebagian besar rakyat Indonesia bagian Timur tidak menghendaki NIT.
3. Menentang dan menghalangi masuknya pasukan APRIS dari TNI yang dikirim dari Jawa.


andi aziz


Usaha pemerintah dalam rangka menumpas pemberontakan Andi Azis adalah sebagai berikut.
1. Memberikan ultimatum kpada Andi Azis untuk ke Jakarta guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, namun ultimatum tersebut tidak dilaksanakan.
2. Mengirimkan suatu pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan tersebut terdiri dari tida angkatan dan kepolisian dari berbagai daerah, antara lain:
a. Brigade 10/Garuda Mataram dipimpin oleh Letkol Soeharto.
b. Brigade 14 Siliwangi dipimpin oleh Kapten Bohar Ardikusumah.
c. Brigade 16/1 dipimpin oleh Letkol Suprapto Sukowati dan Letkol Warouw.

Akhirnya Andi Azis menyerahkan diri pada bulan April 1950 dan pada tahun 1953 diadili di Pengadilan Militer Yogyakarta dengan hukuman 15 tahun penjara.



PEMBERONTAKAN REPUBLIK MALUKU SELATAN (RMS)

Dengan gagalnya pemberontakan Andi Azis yang sebenarnya didalangi oleh dr. Soumukil, maka menyebabkan dr. Soumukil pada tanggal 25 April 1950 mempoklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) lepas dari kekuasaan Republik Indonesia.

Usaha-usaha pemerintah RI dalam rangka menumpas pemberontakan RMS adalah sebagai berikut.
1. Menyelesaikan dengan cara damai yaitu dengan mengirim utusan di bawah pimpinan Dr. Leimena, namun usaha tersebut mengalami kegagalan.
2. Mengirim pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan tersebut mendarat di Pulau Buru dengan dilindungi di Ambon dan menguasai Benteng Nieuw Victoria. Tetapi dalam memperebutkan benteng tersebut, Letkol Slamet Riyadi dan Letkol Sudiarto gugur.

Setelah kota Ambon berhasil dikuasai pasukan APRIS, maka para pemberontak melarikan diri ke hutan. Akhirnya tanggal 2 Desember 1963 dr. Soumukil bersama anak buahnya dapat ditangkap hidup-hidup dan oleh Mahmilub di Jakarta, mereka dijatuhi hukuman mati.



PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

Gerakan PRRI dimulai dengan terbentuknya dewan-dewan di berbagai daerah.
1. Dewan Banteng di Padang, Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol Achmad Husein.
2. Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh Kolonel M.Simbolon.
3. Dewan Garuda di Sumatera Selatan dipimpin oleh Letkol Barlian.
4. Dewan Manguni di Manado, Sulawesi Utara dipimpin oleh Kolonel Vence Sumual.

Pada tanggal 15 Februari 1958, Letkol Achmad Husein memproklamasikan berdirinya PRRI di Sumatera Barat dan segera membentuk kabinet dengan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara. Selanjutnya pemerintah mengadakan usaha-usaha penumpasan dengan mengadakan operasi militer sebagai berikut.
1. Operasi Tegas dipimpin oleh Letnan Kaharudin Nasution.
2. Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.
3. Operasi Saptamarga dipimpin oleh Brigadir Jenderal Djatikusumo.
4. Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Dr. Ibnu Sutowo.

Akhirnya Letkol Achmad Husein beserta pengikutnya menyerah pada tanggal 29 Mei 1961.



PEMBERONTAKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKYAT SEMESTA (PERMESTA)

Pemberontakan ini meletus di Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang sebelumnya sudah dibentuk Dewan Manguni. Pelopornya adalah Kolonel Vence Sumual. Pada tanggal 1 Maret 1957 Vence Sumual memproklamasikan berdirinya Permesta, sedangkan pada tanggal 17 Februari 1958 Letkol D.J.Somba, Komandan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan diri putus dengan pemerintaha pusat dan mendukung PRRI.

Usaha untuk mencegah dan menumpas pemberontakan Permesta dengan cara sebagai berikut.
1. Usaha damai dengan mengirim misi yang dipimpin oleh Maengkom.
2. Membentuk Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat.

Operasi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: Operasi Saptamarga I-IV dan Operasi Mena I-II.
a. Operasi Saptamarga I dipimpin oleh Letkol Sumarsono dengan daerah sasaran Sulawesi Utara bagiah Tengah.
b. Operasi Saptamarga II dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
c. Operasi saptamarga III dipimpin oleh Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan sebelah utara Manado.
d. Operasi Saptamarga IV dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat dengan sasaran Sulawesi Utara.
e. Operasi Mena I dipimpin oleh Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
f. Operasi Mena II dipimpin oleh Letkol KKO Hunholz untuk merebut Bandara Morotai di sebelah utara Halmahera.